Loading...

Loading...

Al-Irsyad Al-Islamiyyah Purwokerto

Terdepan dalam Akhlak Mulia

  • img
  • img
  • img
  • img
  • img
  • img

Get In Touch

Menuju Kembali Kejayaan Islam: Menguatkan Diri sebagai Muslim

Oleh: Ustaz Sufyan

Sebagai seorang Muslim, kita diciptakan oleh Allah SWT dengan tujuan yang sangat mulia: menjadi ‘abdullah (hamba Allah) dan khalifatullah (pemimpin di muka bumi). Dua peran ini bukan hanya kehormatan, tetapi juga amanah besar yang harus kita jalankan dengan serius.

Tujuan Penciptaan Manusia

Allah SWT berfirman:

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.”
(QS. Adz-Dzariyat: 56)

Ayat ini menjelaskan bahwa inti kehidupan manusia adalah beribadah kepada Allah. Kita diciptakan bukan tanpa maksud, melainkan untuk menjadi hamba yang tunduk dan taat kepada-Nya.

Di sisi lain, kita juga diangkat sebagai khalifah:

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.”
(QS. Al-Baqarah: 30)

Sebagai khalifah, manusia diberi mandat untuk mengatur dan memakmurkan bumi sesuai dengan syariat dan petunjuk-Nya.

Pendekatan Menjalankan Dua Peran

Untuk menjalankan peran sebagai ‘abdullah dan khalifatullah, kita memerlukan pendekatan yang tepat dan seimbang.

1. Pendekatan Sebagai Hamba Allah

Kita mendekat kepada Allah melalui ibadah dan dzikir. Rasulullah SAW bersabda:

“Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Tuhannya dan orang yang tidak berdzikir adalah seperti orang hidup dan orang mati.”
(HR. Bukhari)

Membaca Al-Qur’an, berdoa, dan mengingat Allah dalam setiap langkah hidup adalah fondasi kekuatan ruhani kita.

2. Pendekatan Sebagai Khalifah

Sebagai pemimpin di bumi, kita diperintahkan untuk berpikir, mengkaji, dan merenungi ciptaan Allah. Firman Allah:

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal.”
(QS. Ali Imran: 190)

Ilmu pengetahuan, pengamatan terhadap alam, dan keterlibatan dalam kehidupan sosial adalah bagian dari tanggung jawab kekhalifahan.

Proses Mewujudkan Tujuan

Perjalanan menuju peran ideal sebagai hamba dan khalifah memerlukan proses yang disiplin dan istiqamah.

1. Sebagai Hamba: Ibadah Mahdhah

Kita menjalankan ibadah wajib dan sunnah seperti shalat, puasa, zakat, dan membaca Al-Qur’an. Rasulullah SAW bersabda:

“Shalat adalah amal yang paling utama.”
(HR. Abu Dawud)

Ibadah ini bukan sekadar rutinitas, tetapi sarana pembinaan diri untuk menjadi pribadi yang tunduk pada Allah.

2. Sebagai Khalifah: Menuntut Ilmu dan Bertindak Bijak

Kita dituntut untuk terus belajar dan memahami nilai-nilai Islam agar bisa membawa kebaikan bagi sesama dan alam semesta. Allah SWT berfirman:

“Apakah orang yang mengetahui bahwa apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar, sama dengan orang yang buta? Hanya orang berakal yang dapat mengambil pelajaran.”
(QS. Ar-Ra’d: 19)

Ilmu menjadi alat untuk menjalankan amanah kekhalifahan secara adil dan bijaksana.

Kunci Kejayaan Islam

Jika umat Islam menjalankan kedua peran ini dengan sungguh-sungguh, kejayaan Islam bukanlah mimpi. Allah SWT menjanjikan umat ini sebagai umat terbaik:

“Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia; kalian menyuruh kepada yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.”
(QS. Ali Imran: 110)

Kejayaan umat Islam tidak datang tiba-tiba, tapi melalui proses pembinaan individu dan masyarakat secara menyeluruh—dimulai dari diri sendiri, keluarga, hingga masyarakat luas.

Penutup

Menguatkan diri sebagai Muslim sejati berarti memperkuat dua fondasi utama: keimanan sebagai hamba dan kecakapan sebagai pemimpin. Jika kedua peran ini dijalankan secara utuh, insyaAllah kita akan menyaksikan bangkitnya kembali peradaban Islam yang gemilang — dengan ilmu, amal, dan akhlak sebagai pilar utamanya.

*) Ustaz Sufyan, Ketua Lajnah Dakwah PC Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto